BULAN NOVEMBER 2013, berbagai surat kabar mewartakan kisah mengenaskan tentang seorang pemuda yang ditemukan tewas di rumahnya di Penang, Malaysia, dalam posisi telungkup di atas papan ketik komputernya. Ia telah bermain game selama 15 jam tanpa henti dan dilaporkan meninggal akibat serangan jantung. Dicurigai bahwa kecanduannya terhadap game telah membuatnya lepas kendali dan membunuhnya.
Masalah kecanduan merebak di mana-mana, dan orang bisa kecanduan terhadap berbagai macam hal. Seorang pecandu judi menghancurkan hidupnya dengan menghabiskan semua uang di meja judi; pecandu narkoba kehilangan akal sehat hingga merampok demi membiayai kecanduan mautnya; pecandu alkohol menghancurkan hidup dan keluarganya dengan terus minum minuman keras; dan pecandu pornografi kehilangan sebagian besar waktu serta pola hidupnya yang sehat dan normal.
Ketergantungan Emosi atau Kimiawi?
SEJUMLAH KECANDUAN BERSIFAT PSIKOLOGIS. Dalam kasus penyalahgunaan obat-obatan, rokok, dan miras, orang ketagihan pada bahan kimia. Kecanduan lain mungkin tidak melibatkan zat kimia tertentu. Namun, semua kecanduan memiliki kesamaan, yaitu dimensi emosional dan psikologis yang membuat kecanduan itu begitu kuat. Para ilmuwan menemukan bahwa ketika seseorang melakukan sesuatu yang menyenangkan, otak melepaskan senyawa yang menghasilkan rasa nikmat. Senyawa itu membuat seseorang mengalami luapan emosi melonjak-lonjak.
Namun, euforia tersebut tidak bertahan lama. Setelahnya, orang itu akan menginginkan lagi euforia yang sama. Keinginan itu mendorongnya untuk terus berusaha menikmati objek atau perilaku yang sama. Tanpa sadar si pecandu telah diperbudak oleh objek atau pola perilaku tersebut, lalu kehilangan kendali. Penelitian membuktikan bahwa efek yang ditimbulkan oleh bahan kimia—seperti obat, alkohol, dan nikotin—ternyata juga terjadi dalam perilaku kecanduan. Kita akan lebih memahaminya dengan melihat sekilas cara manusia mempelajari, mengingat, dan menyikapi pengalaman yang memberikan rasa senang.
Kesenangan, Ingatan, dan Pembelajaran
KETIKA SESEORANG MENGUNGGAH FOTO di media sosial lalu mendapat banyak pujian, ia tentu merasa gembira dan bangga. Otak merekam pengalaman tersebut, dan perasaan senang itu membentuk suatu “sirkuit upah” (reward circuit) di dalam otak. Cara kerjanya, otak merekam sensasi kepuasan beserta objek pendukungnya sehingga di kemudian hari, ketika ingin mendapat kesenangan serupa, ia akan terdorong untuk melakukan hal yang sama—dalam contoh tadi, orang itu akan memajang foto lagi dan lagi, bahkan termotivasi untuk memotret dengan lebih baik.
Proses itu sangat berguna untuk mempelajari pola perilaku yang menolong manusia bertahan hidup dan mencapai keberhasilan. Pola perilaku tersebut berpengaruh besar ketika hal itu juga memberikan kepuasan dan kenikmatan. Misalnya, kita makan untuk bertahan hidup, pada saat yang sama, makan juga memberi kenikmatan. Demikianlah cara kerja tubuh manusia.
Namun, proses itu bisa saja berjalan tidak semestinya. Pola perilaku yang merusak dapat membajak proses “sirkuit upah” yang bergerak dari kenikmatan, memori, lalu motivasi. Contohnya, bila orang memakai narkoba, obat perangsang yang kuat itu membuat otak merekam sensasi kesenangan. Namun, dampak itu amat cepat berlalu sehingga pemakai obat ingin menikmati perasaan euforia tadi dan terdorong untuk memakai obat-obatan lagi. Itulah yang membawanya pada kecanduan. Zat dan perilaku yang menyebabkan kecanduan itu begitu kuat karena sensasi kesenangan yang dihasilkan dalam otak mempunyai kadar sepuluh kali lebih tinggi dari normal dan terjadi dengan cepat setiap kali. Itulah pengaruh dahsyat dari kecanduan.
Lama kelamaan, otak beradaptasi dengan pengaruh tersebut sehingga semakin kebal. Akibatnya, pemakai narkoba itu harus meningkatkan jumlah obatnya demi mencapai efek yang sama. Proses yang disebut “toleransi” ini akan memperburuk kecanduan.
Ketika zat adiktif dijauhkan dari pecandu, terjadi reaksi kuat yang sangat merugikan di dalam tubuh dan pikiran pecandu, ini disebut “gejala putus obat”. Gejala itu menunjukkan betapa tubuhnya bergantung pada zat tersebut. Seorang pecandu alkohol yang tidak bisa mengkonsumsi miras, misalnya, akan mengalami gangguan fisik dan mental. Itu sebabnya pasien yang menjalani terapi dengan penghentian secara mendadak bisa sangat menderita selama beberapa waktu. Terapi menjauhkan zat adiktif atau menghentikan perilaku candu itu bertujuan untuk memutus siklus kecanduan.
Ketergantungan Psikologis
SECARA NORMAL, KENIKMATAN, UPAH, MEMORI, DAN MOTIVASI saling terhubung. Namun, kecanduan membajak proses tersebut dan menguasainya sedemikian rupa. Seiring dengan meningkatnya jumlah zat adiktif atau perilaku yang dibutuhkan untuk menghasilkan efek yang sama akibat toleransi, tercipta pula suatu refleks yang sama kuatnya. Misalnya, sekadar melihat jarum suntik dapat menciptakan dorongan dalam diri seorang pecandu heroin untuk memakai obat itu kembali. Botol minuman keras yang terpajang di rak rumah makan dapat menimbulkan reaksi yang kuat dalam diri seorang pecandu alkohol. Demikian juga, melihat sebuah meja taruhan dapat membangkitkan godaan dalam diri seorang pecandu judi.
Dorongan yang sangat kuat dapat memicu seorang pecandu bertindak di luar akal sehatnya. Ia bisa terdesak untuk melakukan tindakan nekat, seperti mencuri demi memuaskan kecanduannya, atau bahkan lebih buruk lagi. Terbelenggu dalam kecanduan, ia pun akhirnya diperbudak tanpa berdaya melepaskan diri. Hidupnya terpuruk menuju jalan keputusasaan dan kehancuran, kehidupan sehari-harinya terganggu, keluarga dan interaksi sosialnya kacau-balau.
Apakah Anda Menderita Kecanduan?
TIGA PERTANYAAN BERIKUT dapat membantu Anda menentukan apakah Anda menderita kecanduan:
- Apakah Anda menggunakan lebih banyak zat adiktif atau lebih sering melakukan suatu perilaku tertentu dibandingkan sebelumnya?
- Apakah Anda menunjukkan gejala putus obat ketika tidak memiliki zat adiktif atau ketika Anda tidak melakukan perilaku tersebut?
- Apakah Anda pernah berbohong tentang pemakaian zat adiktif atau batas perilaku kecanduan Anda?
Simak lebih dalam topik kecanduan ini, untuk membaca artikel selanjutnya,
klik Terbebas Dari Kecanduan – Seri 2
Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang materi-materi berikutnya, silakan mendaftar: