Sebagai seorang pria berusia 73 tahun, saya mengakui bahwa para pria yang lebih tua bisa sangat menyebalkan. Misalnya, ketika seorang anggota gereja senior memandang rendah seorang pendeta muda, dengan pandangan meremehkan. Mulai dari khotbah, pendapatnya dalam sebuah rapat, atau sumbangsihnya, tidak dihargai secara layak. Mengapa hal ini terjadi? Padahal ia tidak menyimpang dari Alkitab. Tidak terjerumus dalam penalaran yang salah. Dalam hal ini satu-satunya alasan mengapa ia tidak dipercaya mengambil tanggung jawab yang seharusnya hanya karena usianya masih muda. Namun, tidak ada yang dapat kita lakukan terhadap fakta usia kita.

Tetapi mungkin ada hal lain yang bisa kita lakukan. Paulus, sebagai hamba Tuhan yang lebih tua, menasihati Timotius, yang lebih muda, tentang masalah ini: Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu” (1 Timotius 4:12).

Mari kita renungkan ayat yang sarat makna ini frasa demi frasa. Ayat ini ada di dalam Alkitab untuk menolong para pendeta muda saat ini.

Jangan Seorang pun Menganggap Engkau Muda

Secara sadar, para pengkritik mungkin tidak bermaksud merendahkan Anda. Tapi tetap saja, mereka terkadang melakukannya. Saya menghormati kejujuran Paulus dalam mengatakan dengan terus terang kepada rekan mudanya itu, “Sayangnya, ada beberapa orang yang hanya akan meremehkanmu. Aku merasakan penghinaan ini dan kamu juga.”

Setiap kita dapat saja meremehkan, mencemooh, mengesampingkan, memandang sebelah mata (ini adalah hal-hal di balik kata menghina) orang lain dalam pikiran kita. Orang lain tersebut mungkin tidak menyadari apa yang telah kita lakukan. Namun tetap saja, dalam pikiran, kita menempatkan orang tersebut dari yang seharusnya dihargai dengan sungguh-sungguh menjadi orang yang tidak dianggap. Sehingga, kita merasa tidak perlu berurusan dengannya. Keganasan ini bagaikan tikaman pisau ke tubuh Kristus.

Paulus tahu benar bahwa Timotius, sebagai seorang pemimpin yang masih muda, mengalami situasi yang tidak mengenakan ini. Misalkan, pencemooh tersebut mungkin mengatakan, “Anak muda, ketika kamu sudah semakin dewasa nanti, kamu juga akan berpikir seperti aku.” Atau, “Aku sudah menjadi anggota gereja ini sebelum kamu lahir. Apa yang kamu ketahui?” Dan, masih banyak lagi hal lainnya.

Tetapi sang rasul, sebagai orang yang lebih tua, menghormati sahabat mudanya, merangkul pundak Timotius, seolah-olah menatap matanya, dan berkata dengan lembut, “Jangan biarkan pencemooh itu berkeliaran di dalam kepalamu. Mereka tidak mengenalmu, apa yang kamu telah kamu berikan, dan betapa mulianya pelayanan yang engkau kerjakan. Sang Mahakuasa tidak akan pernah berbicara seperti itu kepadamu.”

Para hamba Tuhan – muda ataupun lebih dewasa – tidak seharusnya membiarkan orang yang tak mengenal mereka menentukan identitas dan nilai diri mereka. Hanya Allah yang memiliki hak untuk menilai kita dalam hal tersebut. Inilah yang Allah katakan: “Engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau” (Yesaya 43:4).

Atas dasar kebenaran tentang betapa berharganya kita di mata Tuhan, setiap hamba Tuhan dapat berdiri tegak dan terus melangkah. Lalu, bagaimana para hamba Tuhan muda dapat menanggapi dengan baik cemoohan yang tak terelakkan seperti itu?

Menjadi Teladan bagi Orang-orang Percaya

“Tetapi jadilah teladan bagi orang-orang percaya,” kata Paulus. Dengan kata lain, “Timotius, kamu tidak dapat menghentikan ketidakadilan. Tetapi kamu bisa mengalahkannya – tanpa menjadi bebal di sepanjang pelayananmu. Melalui perbuatan baik yang tak terbantahkan dan teladanmu yang terlihat jelas di depan semua orang. Mereka yang mencemooh dapat menganggap engkau masih muda (secara usia), tetapi mereka tidak dapat mengabaikan kedewasaan sikapmu. Jadilah orang yang dewasa secara karakter karena itulah yang diperlukan gereja.”

Para hamba Tuhan, jawaban terbaik untuk sebuah penghinaan – bukan satu-satunya jawaban, tetapi yang terbaik – adalah menghidupi sifat/karakter yang mulia yang dihormati jemaat. Itu bukanlah hal yang mudah. Kecenderungan kita adalah membalas orang yang mencemooh kita. Kita ingin segera melenyapkan rasa tidak nyaman tersebut. Matthew Henry pernah mengatakan dan itu benar, “Mereka yang mengajarkan doktrin, harus mengajarkannya melalui kehidupan mereka, jika tidak, mereka akan menghancurkan apa yang mereka bangun.”

Kita tidak perlu bersusah payah membuktikan kemampuan kita. Tuhan akan memperlihatkannya seturut waktu-Nya. Sikap keteladanan kita dari waktu ke waktu adalah jawaban yang ampuh bagi para pengkritik kita.

Allah menyediakan bagi kita hikmat yang mendalam melalui firman-Nya agar memiliki “ketekunan di dalam Yesus” (Wahyu 1:9 AYT). Inilah maksudnya: Allah menggunakan waktu. Waktu ada dalam kuasa-Nya. Oleh karena kita adalah anak Allah, maka kita berkuasa atas waktu. Bahkan, “segala sesuatu adalah milikmu” (1 Korintus 3:21). Jadi, waktu bekerja untuk kita. Sementara kita terus melangkah dengan penuh kesabaran dan ketekunan, dalam kekuatan Roh Kudus, tidak melakukan pembalasan tetapi mengerjakan kebenaran, sang waktu, perlahan dan pasti, di belakang layar, menggerakkan berbagai peristiwa menuju kemenangan bagi kita. Jadi, kita tidak perlu bersusah payah membuktikan kemampuan kita. Tuhan akan memperlihatkannya seturut waktu-Nya. Sikap keteladanan kita dari waktu ke waktu adalah jawaban yang ampuh bagi para pengkritik kita.

Memang, kita semua tidak sabar dalam menunggu. Amazon Prime membangun bisnisnya dari ketidaksabaran kita! Tapi setiap kali kita memaksakan kemenangan yang terburu-buru, itu selalu menjadi bumerang bagi kita. Menunggulah dengan kerendahan hati, sambil tetap memelihara integritas diri di sepanjang waktu tersebut, hiduplah tanpa penyesalan dan kepahitan.

Berikut adalah area pertumbuhan yang dapat kerjakan agar kita semakin dikagumi oleh saudara seiman yang lebih tua:

Perkataan, Tingkah Laku, Kasih, Kesetiaan, dan Kesucian

Dalam perkataan,” karena tutur kata membentuk budaya gereja dari waktu ke waktu. Dan, ketika tutur kata kita menciptakan suasana yang lebih baik, dan membuat jemaat lebih berpengharapan, tenang, percaya diri, dan bersatu, maka betapapun mudanya usia kita, akan dikagumi. “Mulut orang benar adalah mata air kehidupan” (Amsal 10:11 AYT).

Dalam tingkah laku,” karena kemurahan yang kita tunjukkan kepada jemaat dan masyarakat menunjukkan dengan jelas kualitas keluhuran kita. Dalam setiap percakapan, apa pun topiknya, kita menampilkan karakter pribadi kita. Perilaku baik kita tak mungkin terabaikan sehingga mereka yang bersikap sinis sekalipun akan menaruh hormat.

Anda mungkin bukan seorang pengkhotbah yang hebat, tetapi setiap hamba Tuhan dapat menunjukkan kasihnya yang besar terhadap jiwa-jiwa.

Dalam kasih,” karena kelembutan kasih tanpa pamrih mencerminkan kehadiran Kristus yang bangkit. Anda mungkin bukan seorang pengkhotbah yang hebat, tetapi setiap hamba Tuhan dapat menunjukkan kasihnya yang besar terhadap jiwa-jiwa. Ketika orang yang letih lesu hadir di gereja pada hari Minggu, Anda dapat menjadi gembala yang lembut, yang membawa mereka kepada Gembala agung. Mereka akan berterima kasih kepada Anda. Dan, suasana seluruh gereja akan berubah.

Dengan kesetiaan,” karena tidak ada yang lebih mengagumkan daripada seorang gembala yang percaya kepada dan berjalan bersama Tuhan. Saya ingat ayah saya mengutip Ralph Cushman, “Ada sesuatu yang luar biasa dalam orang beriman yang begitu percaya akan Allah.” Itu Anda. Majulah dan tunjukkan. Itu akan menginspirasi banyak orang.

Dalam kesucian,” karena dalam dunia yang jahat, seorang yang tidak mencari keuntungan sendiri, yang memberikan rasa aman bagi orang yang rapuh – itulah yang dicari orang. Dan, semakin muda usianya, kesuciannya semakin menarik perhatian. Mereka yang mengolok seorang hamba Tuhan muda yang memiliki hati seorang bapa terhadap jemaatnya, hanya akan mempermalukan dirinya sendiri.

Menjadi teladan dalam berbicara, berperilaku, kasih, iman, dan kesucian – kita tidak membutuhkan biaya untuk menghasilkan itu. Tidak perlu izin siapa pun untuk memulainya. Kita telah diperlengkapi sepenuhnya dalam segala hal yang diperlukan untuk menjadi teladan yang baik bagi semua orang di gereja, demi kemuliaan Allah.

Para kritikus yang angkuh tak akan berdaya atas kita. Pelayanan Anda akan semakin berbuah, karena kesabaran, kelembutan, kesalehan yang patut diteladani adalah kekuatan terbesar di seluruh dunia. Allah senantiasa setia menjadikannya dan memeliharanya demikian.

Artikel ini diadaptasi dengan izin, pertama kali diterbitkan dalam situs Desiring God dengan judul “Let No One Despise You: Wisdom for Young Pastors”.

Anda diberkati dengan materi ini?
Pastikan Anda tidak ketinggalan artikel terbaru kami lainnya!
Klik untuk DAFTAR


 
Ikuti Acara Temu Teman Jelajah
Kitab 1&2 Timotius
“Kawal Terus Kebenaran Injil”
Pemandu: Pdt. Alex Nanlohy
Via ZOOM
Klik untuk DAFTAR