Menjadi seorang pendeta adalah sebuah panggilan yang unik dan menantang. Unik karena, jika kita menggunakan bahasa metafora alkitabiah, seorang pendeta diibaratkan sebagai domba, yang oleh Yesus, Sang Gembala Agung, telah dipercayakan tanggung jawab khusus dalam “kawanan domba Allah” (1 Petrus 5:2)—dia adalah domba yang harus merawat. Namun, juga sebuah tantangan, karena selain menjalankan tanggung jawab berat dalam merawat kawanan, dia sendiri perlu dipimpin oleh Yesus, Sang Gembala Agung, sama seperti orang Kristen lainnya. Bahkan, dia harus menjadi contoh teladan bagi anggota kawanan lainnya (1 Petrus 5:3).

Dengan kata lain, seorang gembala adalah seorang pemimpin yang menjalankan panggilannya dengan benar. Dia sejatinya, sama seperti domba-domba lainnya adalah seorang pengikut Yesus, Sang Gembala Agung. Kepemimpinan bukanlah masalah status atau otoritas rohani yang tak terbantahkan, ataupun superioritas dalam kawanan domba, tetapi lebih kepada panggilan yang sederhana untuk mengikuti Sang Gembala dengan cara yang memungkinkan rekan-rekan domba lainnya “meneladani cara hidupnya dan meniru imannya.” Tugasnya adalah menyampaikan “firman Allah” kepada mereka dan memperhatikan jiwa mereka, sebagai seseorang yang “akan diminta pertanggungjawabannya” (Ibrani 13:7,17).

Bergantung Penuh dalam Doa

Panggilan untuk menjadi seorang gembala jemaat memang menuntut dia bergantung sepenuhnya pada doa, bersama dengan seluruh anggota jemaat yang mendoakannya. Mereka yang layak atas panggilan ini bertanggung jawab kepada Yesus, Sang Gembala Agung, untuk memberikan teladan bagaimana menjadi murid Kristus, melakukan firman kebenaran dengan tepat (2 Timotius 2:15), dan memperhatikan jiwa-jiwa yang berada di bawah tanggung jawab mereka secara rohani. Seorang gembala harus menjadi teladan bagi domba-dombanya. Sejauh mana seorang gembala memimpin, tergantung pada sejauh mana dia mengikuti petunjuk Yesus, Sang Gembala Agung. Berikut ini adalah sepuluh contoh doa yang disarankan bagi para pendeta, diambil dari berbagai mazmur.

Hal-hal ini dapat dilakukan juga oleh jemaat sebagai cara untuk mendoakan para gembala yang melayani mereka:

1. Mengikuti: Oh Gembalaku, pimpinlah aku

TUHAN adalah gembalaku takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. (Mazmur 23:1-3)

Yesus, Sang Gembala Agung, aku adalah bagian dari kawanan domba milik-Mu, dan aku hanya seorang “penilik,” pemimpin atas para pengikut yang ditetapkan oleh kuasa Roh-Mu (Kisah 20:28). Karena itulah, aku bergantung sepenuhnya kepada-Mu untuk memimpin dan menjagaku, karena tanpa Engkau, aku tak mampu melakukan apapun (Yohanes 15:5). Tolong aku terus bersandar kepada-Mu untuk segala kebutuhanku (Filipi 4:19), dan berusaha untuk melayani kawanan domba-Mu dengan kekuatan yang Engkau anugerahkan (1 Petrus 4:11). Pimpin aku dalam jalan kebenaran demi kemuliaan nama-Mu.

2. Kebijaksanaan: Tunjukkan cara untuk memahami-Mu

Buatlah aku mengerti, maka aku akan memegang Taurat-Mu; aku hendak memeliharanya dengan segenap hati. Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab aku menyukainya. (Mazmur 119:34-35)

Yesus, Sang Gembala Agung, aku percaya bahwa “takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan” dan “semua orang yang melakukannya berakal budi” (Mazmur 111:10). Oleh karena itu, aku menyukai firman-Mu: sumber pengertian yang menunjukkan kepada domba-domba-Mu bagaimana “hidup dengan cara yang berkenan kepada-Mu” (Kolose 1:10). Berilah aku pengertian yang benar agar dapat mengikuti perintah-perintah-Mu dengan segenap hatiku, karena aku mencintai Engkau (Yohanes 14:15).

3. Ajaran: Pimpinlah aku oleh Roh-Mu

Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku! Kiranya Roh-Mu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata! (Mazmur 143:10)

Yesus, Sang Gembala Agung, Engkau memanggilku sebagai pemimpin yang mengajar saudara-saudariku (1 Timotius 3:2 dan Titus 1:9). Panggilan ini adalah tanggung jawab yang besar bagiku. Kehati-hatian adalah kunci, dan aku berdoa agar aku selalu ingat bahwa aku hanya dapat mengajarkan apa yang telah aku terima dari-Mu melalui pengajaran orang lain dengan perantaraan Roh-Mu (sesuai dengan 1 Korintus 4:7). Aku juga ingat bahwa tugas mengajar ini tidak hanya tentang kata-kata yang aku ucapkan, tetapi juga tentang tindakan yang aku lakukan dengan kuasa Roh-Mu (Yakobus 1:22). Oleh karena itu, aku memohon kepada-Mu, pimpinlah aku dengan hikmat Roh-MU dan ajarlah aku untuk selalu melaksanakan kehendak-Mu dengan tulus dalam pelayanan mengajar ini.

4. Kemurnian: Pimpinlah aku dalam kebenaran-Mu

Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal! (Mazmur 139:23-24)

TUHAN, tuntunlah aku dalam kebenaran-Mu. (Mazmur 5:9 AYT)

Yesus, Sang Gembala Agung, terlepas dari pemeliharaan-Mu yang berdaulat, aku rentan terhadap godaan dan mudah tersesat, sama seperti domba-domba lainnya. Engkau mengetahui hati dan pikiranku lebih dari diriku. Singkapkanlah kebodohanku sehingga janganlah mendapat malu oleh karena aku orang-orang yang menantikan Engkau (Mazmur 69:7).

Tolong aku menjadi pemimpin yang dengan rendah hati mengakui dosa, bertobat, menerima kasih karunia, dan mengejar kekudusan. Tuntunlah aku dalam kebenaran-Mu dan jangan biarkan aku memimpin dengan caraku sendiri.

5. Bimbingan: Pimpinlah aku di jalan yang benar

Beritahukanlah jalan-jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, tunjukkanlah itu kepadaku. Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari. (Mazmur 25:4-5)

Yesus, Sang Gembala Agung, jalan pemeliharaan-Mu adalah kasih setia dan kebenaran (Maz 25:10). Namun dalam panggilan kepemimpinan ini, aku sering kali tidak tahu arah jalan yang benar. Kami sepenuhnya bergantung pada pimpinan-Mu. Rendahkan hatiku untuk selalu mengingat bahwa “jikalau penasihat banyak, ada keselamatan” (Amsal 11:14), bersabar menantikan tuntunan-Mu, dan berani memimpin oleh karena tuntunan-Mu yang jelas. Pimpin dan ajarlah kami, domba-domba-Mu, di jalan yang benar.

6. Keberanian: Tuntunlah aku oleh sebab seteruku

Tunjukkanlah jalan-Mu kepadaku, ya TUHAN, dan tuntunlah aku di jalan yang rata oleh sebab seteruku. (Mazmur 27:11)

Yesus, Sang Gembala Agung, Engkau menunjukkan kekuatan hati yang penuh hikmat dan rahmat di depan seteru (rohani maupun jasmani)-Mu. Bentuk aku untuk mempunyai keberanian yang sama. Ajarlah aku untuk “cepat mendengar, lambat berbicara, lambat marah” (Yakobus 1:19), untuk memuliakan Dia yang mengutus aku, dan bukan mencari hormatku sendiri (Yohanes 7:18). Ajar aku untuk mengasihi musuhku dan mengusahakan kebaikan bagi mereka (Lukas 6:27), sambil tetap berani mengatakan kebenaran dalam kasih meskipun itu tidak disukai dan dibenci (Efesus 4:15). Tuntunlah aku di jalan yang lurus oleh karena seteruku.

7. Keputusasaan: Terangilah jalanku

Suruhlah terang-Mu dan kesetiaan-Mu datang, supaya aku dituntun. (Mazmur 43:3)

Yesus, Sang Gembala Agung, kasihanilah aku ketika aku menyerah dalam keputusasaan karena perlawanan dari musuh, kritik dari sesama rekan, mengalami kepedihan karena tragedi dalam jemaat, kesulitan dalam keluarga, kerapuhan, atau kelelahan akibat pekerjaan yang berat. Suruhlah terang-Mu dan kesetiaan-Mu datang, supaya hatiku “dikuatkan dan diteguhkan”. (Mazmur 27:14).

8. Perlindungan: Bawalah aku ke tempat perlindungan-Mu

Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku, dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku. (Mazmur 31:4)

Yesus, Sang Gembala Agung, Engkau menyerahkan nyawa-Mu bagi domba-domba-Mu untuk membebaskan kami dari murka Bapa (Yohanes 10:11; Roma 5:8-9). Engkau menyatakan akan ada penderitaan dan penganiayaan di dalam dunia, tetapi kami tidak perlu takut karena Engkau telah mengalahkan dunia (Yohanes 16:33). Engkau berjanji untuk “melepaskan (kami) dari setiap usaha yang jahat dan menyelamatkan (kami), sehingga (kami) masuk ke dalam Kerajaan-Nya di sorga” (2 Timotius 4:18). Jauhkanlah kami, domba-domba-Mu dari ketidakpercayaan. Jangan biarkan aku, sebagai gembala, mematahkan semangat orang lain dengan bersikap lebih takut terhadap apa yang dapat dilakukan manusia terhadapku, daripada takut atas bahaya ketidakpercayaan (Ibrani 10:39). Engkaulah gunung batu dan bentengku; ketika aku takut, pimpinlah aku ke tempat perlindungan yang aman di dalam-Mu.

9. Kewalahan: Pimpinlah aku saat lemah hati

Dengarkanlah kiranya seruanku, ya Allah, perhatikanlah doaku! Dari ujung bumi aku berseru kepada-Mu, karena hatiku lemah lesu; tuntunlah aku ke gunung batu yang terlalu tinggi bagiku. (Mazmur 61:1-2)

Yesus, Sang Gembala Agung, aku merasa terhibur karena bahkan seorang pemimpin yang penuh iman, kuat, dan berani seperti Daud pun terkadang merasa kewalahan dengan keadaannya dan menjadi lemah hati. Aku dikuatkan karena Engkau mengetahui siapa diriku dan mengingat bahwa aku adalah debu (Mazmur 103:14). Ketika aku merasa kewalahan, “angkat aku ke atas gunung batu” (Mazmur 27:5), di atas segala kegaduhan, sehingga aku bisa mendapatkan ketenangan dan melihat segalanya dari sudut pandang yang lebih baik. Bawa aku ke gunung batu yang lebih tinggi dari diriku.

10. Kegelapan Rohani: Pimpinlah aku saat melewati kegelapan

Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku dan tangan kanan-Mu memegang aku. Jika aku berkata: “Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam,” maka kegelapan pun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang. (Mazmur 139:7-12)

Yesus, Sang Gembala Agung, ketika kegelapan menyelimuti aku, dan aku kehilangan pandangan terhadap-Mu; ketika aku tak menyadari kehadiran-Mu, dan suara-Mu seperti gema yang jauh; ketika badai rohani melandaku, dan aku bingung serta kehilangan arah, ingatkan aku bahwa orang-orang kudus di sepanjang masa juga pernah mengalami hal tersebut. Ingatkan bahwa kegelapan yang menyelimuti aku pun tidak gelap bagi-Mu. Nyatakanlah diri-Mu—tidak hanya kepadaku, tetapi juga mereka yang percaya—bahwa Engkau Gembala yang tidak pernah kehilangan seekor domba pun (Lukas 15:4), bahkan di lembah kekelaman (Mazmur 23:4). Bahwa di sana pun, tangan-Mu menuntunku hingga badai berlalu dan “terang terbit di dalam kegelapan” (Mazmur 112:4).

Artikel ini diadaptasi dengan izin, pertama kali diterbitkan dalam situs Desiring God dengan judul “Lead me, O Lord”.

Anda diberkati dengan materi ini?
Pastikan Anda tidak ketinggalan artikel terbaru kami lainnya!
Klik untuk DAFTAR