Estafet kepemimpinan gerejawi adalah proses yang wajar terjadi dalam sepanjang sejarah gereja. Seperti semua organisasi maupun kelompok yang ada di dunia ini, gereja pun tidak lepas dari proses estafet tampuk kepemimpinan dari satu generasi ke generasi. Dalam Alkitab, suksesi kepemimpinan gereja merupakan hal yang penting karena berakar pada prinsip-prinsip penatalayanan, pertanggungjawaban, dan ketaatan pada kehendak Allah.
Alkitab memuat banyak contoh suksesi kepemimpinan, baik dalam Perjanjian Lama (PL) maupun Perjanjian Baru (PB). Dalam PL, estafet kepemimpinan adalah tema yang berulang dipaparkan dan memiliki implikasi yang signifikan bagi individu maupun bangsa Israel. Di sini kita dapat melihat Allah menetapkan pola estafet kepemimpinan melalui pengangkatan para pemimpin, hakim, raja, dan imam. Misalnya, kitab Hakim-hakim mencatat pengangkatan para pemimpin untuk membimbing dan menghakimi bangsa Israel, dan kitab Raja-raja mencatat suksesi raja-raja atas Kerajaan Israel. Contoh lain:
Abraham dan Ishak: Estafet kepemimpinan dari Abraham kepada Ishak dijelaskan dalam Kejadian 17-21. Tuhan memberi tahu Abraham bahwa keturunannya yang dari Sara akan menjadi bangsa yang besar (Kejadian 17:15), dan bahwa kepemimpinan ini akan diwariskan kepada putranya, Ishak. Suksesi kepemimpinan ini menunjukkan penggenapan janji dan berkat Tuhan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Musa dan Yosua: Suksesi kepemimpinan dari Musa ke Yosua dijelaskan dalam kitab Ulangan 31:1-8. Musa, yang memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan di Mesir, mewariskan kepemimpinan bangsa Israel kepada Yosua, yang ditugaskan untuk memimpin bangsa itu memasuki Tanah Perjanjian. Pewarisan kepemimpinan ini mendemonstrasikan perpindahan kepemimpinan spiritual dan politis dari satu pemimpin petahana ke pemimpin yang baru.
Daud dan Salomo: Estafet kepemimpinan dari Raja Daud kepada Raja Salomo digambarkan dalam kitab Samuel dan Raja-raja. Daud, yang dipilih oleh Tuhan menjadi raja Israel, mewariskan kepemimpinan kerajaan kepada putranya, Salomo (1 Raja-raja 1:28-53). Suksesi kepemimpinan ini merupakan estafet kekuasaan dan otoritas politik dari seorang raja yang berkuasa ke raja berikutnya. Ini hanyalah beberapa contoh suksesi kepemimpinan dalam PL. Nats-nats ini menunjukkan bagaimana suksesi kepemimpinan dipandang sebagai bagian penting dari rencana Allah bagi seorang individu maupun sebuah bangsa, serta bagaimana estafet kepemimpinan digunakan demi meneruskan kekuasaan, otoritas, dan berkat dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Estafet Kepemimpinan dalam Perjanjian Baru
Dalam PB prinsip estafet kepemimpinan juga terlihat dalam pengangkatan para rasul, penatua, dan diaken. Sebagai contoh, kitab Kisah Para Rasul mencatat pengangkatan Matias untuk menggantikan Yudas (Kisah Para Rasul 1:15-26) sebagai salah satu dari dua belas rasul. Selain itu, PB lebih jelas memberi kualifikasi seorang pemimpin rohani dalam surat-surat Paulus kepada Titus dan Timotius serta deskripsi tugas penatua dan diaken. Hal ini menunjukkan, suksesi kepemimpinan pun merupakan tema penting dalam PB, seperti halnya dalam PL.
Contoh estafet kepemimpinan dalam PB, antara lain:
Yesus dan Para Rasul: Estafet kepemimpinan dari Yesus kepada para rasul dijelaskan dalam beberapa kitab PB, termasuk Injil dan Kisah Para Rasul (Yohanes 14:12; Matius 28:19-20; Kisah Para Rasul 1:1, 8). Setelah wafat dan kebangkitan-Nya, Yesus mewariskan kepemimpinan pelayanannya kepada para rasul, yang ditugaskan untuk mewartakan Injil ke seluruh dunia. Suksesi kepemimpinan ini mendemonstrasikan perpindahan kepemimpinan spiritual dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Para Rasul dan Para Pemimpin Gereja Mula-mula: Suksesi kepemimpinan dari rasul-rasul kepada para pemimpin gereja mula-mula digambarkan dalam kitab Kisah Para Rasul dan surat-surat dalam PB. Ketika Gereja Mula-mula bertumbuh-kembang, para rasul mewariskan kepemimpinan gereja kepada para pemimpin selanjutnya, yang bertanggung jawab mengawasi dan membimbing komunitas orang percaya yang sedang bertumbuh (Kisah Para Rasul 3-6).
Paulus dan Timotius: Estafet kepemimpinan dari Rasul Paulus kepada anak rohaninya, Timotius, digambarkan dalam beberapa surat dalam Perjanjian Baru, termasuk 1 dan 2 Timotius. Paulus, yang merupakan salah satu pemimpin paling berpengaruh di Gereja Mula-mula, mewariskan kepemimpinan pelayanannya kepada Timotius, yang ditugaskan untuk melanjutkan karya pelayanan Paulus dan mengawasi sejumlah gereja awal di wilayah tersebut.
Kisah-kisah dalam PB ini menunjukkan bagaimana estafet kepemimpinan dipandang sebagai bagian penting dari rencana Allah bagi gereja Kristen mula-mula, dan bagaimana hal ini digunakan untuk meneruskan penatalayanan, otoritas, dan karya misi dari satu para rasul ke anak-anak rohani dan Jemaat Mula-mula.
Tantangan Estafet Kepemimpinan Gerejawi
Proses suksesi kepemimpinan gerejawi tentu tidak kebal terhadap tantangan dan dinamika yang bisa dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal gereja, juga faktor personal dari hamba Tuhan yang menjadi petahana maupun calon pemimpin. Tantangan dalam estafet kepemimpinan gerejawi ini niscaya dapat diatasi oleh kematangan dan keterbukaan dari: pemimpin yang sedang melayani sekarang ini, calon pemimpin baru, serta kedewasaan dan keterbukaan jemaat, termasuk kematangan dan keberanian gereja dalam mengatasi masalah.
Oleh karena itu, dukungan dan kerjasama semua pihak sangat diperlukan dalam proses suksesi kepemimpinan gerejawi. Di samping itu, hal-hal yang wajib diperhatikan dalam proses ini, seperti kompetensi dan kualifikasi calon pemimpin, visi dan misi gereja, kebutuhan dan tuntutan jemaat, serta sistem dan prosedur yang jelas dan transparan.
Estafet kepemimpinan gerejawi merupakan hal yang penting dan strategis bagi keberlangsungan dan stabilitas penatalayanan gereja. Proses yang jelas dan transparan, kerendah-hatian, serta dukungan dan kerjasama semua pihak, sangat diperlukan untuk menjamin keberhasilan proses ini.
Alasan Estafet Kepemimpinan Gereja:
Alasan suksesi kepemimpinan gereja terutama didasarkan pada prinsip-prinsip penatalayanan, pertanggungjawaban, dan ketaatan pada kehendak Allah. Dan, bukan sekadar adanya estafet kepemimpinan, sabda Tuhan dalam 1 Timotius 3:1-7 menitik-beratkan kualitas rohani seorang pemimpin gerejawi. Paulus mencantumkan kualifikasi untuk calon pemimpin gerejawi, seperti uskup (atau penatua) dan diaken, wajib memiliki citra yang tidak bercela, berkarakter baik, dan memenuhi syarat untuk memimpin gereja.
Titus 1:5-9 misalnya, nats ini memberikan panduan lebih lanjut tentang kualifikasi penatua, dengan menekankan pentingnya para pemimpin yang berpegang teguh pada sabda Tuhan, dan yang mampu menasihati dan mengajar jemaat. Dalam Kisah Para Rasul 20:28-32, rasul Paulus berbicara kepada para penatua jemaat di Efesus, mengingatkan mereka akan tanggung jawab mereka untuk memelihara umat, dan memperingatkan untuk waspada terhadap adanya guru-guru palsu yang mungkin muncul untuk menyesatkan gereja.
Ayat-ayat Alkitab ini menekankan pentingnya kepemimpinan yang berkualitas dan kompeten di dalam gereja, dan tanggung jawab para pemimpin untuk merawat gereja dan memimpinnya sesuai dengan kehendak Tuhan. Oleh karena itu, suksesi kepemimpinan gereja adalah aspek penting dari penatalayanan yang setia dan ketaatan pada kehendak Tuhan dalam kehidupan gereja.
Pada saat yang sama, secara realitas regenerasi pemimpin gerejawi dibutuhkan karena:
- Pertimbangan Teologi Kepemimpinan: Persiapan menghadapi tantangan di masa depan perlu mempersiapkan dan melatih para pemimpin gereja di masa depan. Dengan estafet kepemimpinan, gereja dapat lebih siap menghadapi tantangan dan rintangan di mendatang yang akan punya tantangannya tersendiri yang khas. Ini termasuk antisipasi dalam mengelola krisis yang mungkin terjadi. Tanpa adanya rencana suksesi yang jelas, kehilangan seorang pemimpin gereja dapat menyebabkan kekosongan kepemimpinan dan menciptakan kebingungan, ketidakpastian, dan krisis di dalam gereja.
- Pertimbangan Filosofis: Suksesi kepemimpinan penting karena terkait dengan konsep stabilitas, keberlanjutan, transfer pengetahuan dan kebijaksanaan dari pemimpin gereja petahana ke calon pemimpin gereja berikutnya. Proses ini memastikan stabilitas gereja sebagai kumpulan orang beriman dengan menyediakan proses yang jelas dan teratur dalam meneruskan kepemimpinan dari petahana ke calon pemimpin baru. Stabilitas ini membantu menjaga ketertiban dan mencegah kekacauan yang bisa saja terjadi jika calon pemimpin baru tidak dipersiapkan, serta memberikan rasa aman dan kesinambungan pada pelayanan gerejawi. Konsep ini pun disadari sejak lama oleh organisasi di luar gereja atau komunitas orang percaya, seperti dapat dilihat dalam buku “Politik” karya Aristoteles, di mana ia membahas pentingnya stabilitas dan ketertiban dalam tata kelola sebuah komunitas.
- Pertimbangan Organisasi: Kesinambungan kepemimpinan dalam gereja diperlukan demi memastikan adanya peremajaan organisasi serta membantu menjaga keberlanjutan misi dan visi gereja.
- Pertimbangan Psikologis: Estafet kepemimpinan merupakan hal yang penting karena hal ini mempengaruhi rasa aman, moral, dan motivasi calon pemimpin dalam sebuah organisasi gereja. Proses ini memberikan rasa aman dan jenjang karya yang jelas dengan menetapkan proses yang tertib dan teratur dalam meneruskan kepemimpinan dari satu pemimpin ke pemimpin berikutnya. Pula, dapat mengurangi kecemasan dan stres di antara individu hamba Tuhan, karena mereka tahu apa yang diharapkan dan siapa yang bisa dijadikan panutan.
Akhir Kata
Perencanaan dan pelaksanaan estafet kepemimpinan sangat penting bagi kesehatan maupun pertumbuhan gereja, sehingga hal ini perlu menjadi prioritas bagi para pemimpin gereja dan jemaat. Perencanaan suksesi dalam kepemimpinan gereja juga penting demi menjaga kesinambungan pelayanan, mempersiapkan calon pemimpin masa depan, menghindari krisis yang tidak perlu, melestarikan warisan rohani pemimpin petahana, dan membangun kepercayaan di dalam jemaat. Proses estafet kepemimpinan yang terencana dengan baik akan membantu memastikan transisi kepemimpinan yang lancar dan memastikan stabilitas dan pertumbuhan gereja Tuhan.
Anda diberkati dengan materi ini?
Pastikan Anda tidak ketinggalan artikel terbaru kami lainnya.