Sebagai umat Kristen, tentunya kita tidak asing dengan pemberitaan mengenai kedatangan Kristus yang kedua kali. Terlepas dari berbagai penafsiran yang ada di kalangan gereja, harus diakui kedatangan kedua Yesus Kristus mempunyai relevansi kuat dalam kehidupan, tidak hanya bagi umat, tetapi juga bagi para pendeta sebagai gembala dan pemimpin rohani. Sebagai penjaga kawanan domba, pendeta memiliki tanggung jawab besar mengarahkan jemaat kepada pengharapan kekal akan kedatangan Kristus kedua kali ini, mendorong kehidupan yang berakar pada sabda Tuhan, dan menuntun mereka hidup dalam kekudusan sambil menantikan kedatangan Kristus. Namun, survei Global Church Member Survey di Amerika Serikat pada tahun 2017-2018, dari 63.756 responden Kristen, lebih dari sepertiga (35%) mengaku tidak paham tentang doktrin kedatangan Kristus kedua kali (second coming). Hal ini menunjukkan bahwa masih ada di antara umat Kristiani yang ragu dan membutuhkan penguatan iman eskatologis. Bagaimana dengan jemaat yang Anda pimpin?

Pada masa kini, dunia dipenuhi oleh berbagai tantangan seperti krisis moral dan rohani, berbagai tekanan sosial, serta penolakan terhadap Injil. Tentunya ini bukan suatu hal yang mudah bagi pelayanan para pendeta di mana pun mereka melayani. Doktrin kedatangan Kristus kedua kali memiliki signifikansi yang mendalam dan relevan dalam mendukung pelayanan pendeta dalam menggembalakan gereja agar siap dan setia hingga akhir. Salah satu alasan utama mengapa doktrin Kedatangan Kristus Kedua Kali penting bagi seorang pendeta adalah karena hal ini menjadi sumber pengharapan yang kuat dan pendorong utama dalam pelayanan. Pengharapan ini mendorong seorang pendeta tetap setia pada panggilan pelayanan meskipun menghadapi penganiayaan, kekurangan, atau penolakan. Rasul Paulus sering kali mengingatkan jemaatnya akan kedatangan Kristus sebagai dorongan untuk tetap teguh dalam iman dan pelayanannya (1 Korintus 15:58).

Pengajaran yang Tidak Melupakan Kekekalan

Pendeta sebagai pengajar dan pembimbing rohani memiliki tanggung jawab menyampaikan ajaran Kristiani yang tidak hanya berfokus pada kebutuhan dan kehidupan di dunia ini, tetapi juga berfokus pada kekekalan. Paulus mengatakan, “Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia” (1 Korintus 15:19). Ajaran tentang kedatangan Kristus kedua kali mengingatkan jemaat bahwa hidup di dunia ini bersifat sementara dan bahwa segala sesuatu akan dihakimi pada saat kedatangan-Nya. Di sini seorang pendeta diajak mengarahkan umat melihat hidup mereka dalam perspektif kekekalan, agar mereka tidak terjebak dalam materialisme, kebanggaan diri, atau dosa yang mengikat.

Dengan memusatkan pengajaran pada kedatangan Kristus, seorang hamba Tuhan dapat menolong jemaat memandang segala sesuatu dari sudut pandang Allah dan menghidupi iman mereka dengan tujuan mulia, yaitu untuk memuliakan Allah (Mazmur 73:25-26; Roma 11:36; 1 Korintus 10:31). Melalui khotbah dan pengajaran yang berfokus pada kekekalan, jemaat diharapkan akan lebih terdorong untuk hidup dalam kasih, keadilan, dan kebenaran, sebagai cerminan hidup yang siap menyambut kedatangan Tuhan. Pada saat yang sama, sebagai figur publik dan teladan bagi jemaat, seorang pendeta dipanggil hidup dalam kekudusan. Keyakinan bahwa Kristus akan kembali mengingatkan pendeta untuk menjaga integritas, konsistensi dalam iman, serta komitmen kepada sabda Allah. Hidup yang kudus menjadi lebih penting ketika menyadari bahwa Kristus akan datang sebagai Hakim yang akan mengadili setiap perbuatan manusia (2 Timotius 4:1).

Pendeta yang hidup dalam kekudusan akan menjadi teladan nyata bagi jemaat, sehingga mereka juga terdorong untuk hidup sesuai dengan panggilan Allah. Melalui teladan hidup yang berbuah, pendeta dapat menolong jemaat untuk memandang pentingnya kekudusan dan berbuah dalam kasih, pelayanan, dan kesaksian hidup, sehingga mereka bersiap menyambut kedatangan Kristus dengan hidup yang mencerminkan pertobatan dan iman sejati.

Meningkatkan Tanggung Jawab dalam Misi dan Penginjilan

Yang tidak kalah penting, keyakinan akan kedatangan Kristus juga menekankan pentingnya misi dan penginjilan bagi seorang pendeta dan jemaatnya. Amanat Agung Yesus yang terdapat dalam Matius 28:19-20 adalah panggilan yang mendesak untuk mewartakan Injil dan membawa jiwa-jiwa kepada Kristus. Penantian akan kedatangan Kristus kedua kali memberi pendeta alasan kuat untuk berikhtiar menyampaikan Kabar Baik kepada dunia yang terhilang. Di era modern ini, di mana nilai-nilai dunia semakin jauh dari kebenaran Injil, seorang hamba Tuhan dihadapkan pada tantangan yang besar dalam menyampaikan rahmat keselamatan. Namun, dengan pengharapan akan kedatangan Kristus yang semakin dekat, seorang hamba Allah dapat terdorong untuk tetap semangat dalam penginjilan, membekali jemaat untuk menjadi saksi, dan memperlengkapi mereka dengan sabda Tuhan. Pengharapan ini membuat pendeta dan jemaat tidak lupa pada panggilan misi, menyadari bahwa setiap kesempatan adalah berharga untuk membawa jiwa kepada Tuhan.

Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, pendeta masa kini menghadapi banyak tekanan, baik dari dalam maupun luar gereja, termasuk krisis moral, isu sosial yang kompleks, dan penyesatan ajaran. Kedatangan Kristus kedua kali dapat menjadi sumber kekuatan bagi pendeta untuk tetap teguh menghadapi segala tantangan ini. Rasul Petrus dalam 1 Petrus 5:4 menyatakan bahwa mereka yang menggembalakan umat Tuhan dengan setia akan menerima mahkota kemuliaan pada saat kedatangan Kristus. Pengharapan ini mengingatkan para hamba-Nya bahwa pelayanan mereka memiliki makna hidup yang kekal. Mereka dipanggil memimpin jemaat dengan kasih, keadilan, dan hikmat Allah. Keyakinan bahwa segala usaha yang mereka lakukan bagi Tuhan tidak akan sia-sia membantu seorang pendeta tetap kukuh di tengah kesulitan, sambil menantikan upah dari Allah yang akan diberikan ketika Kristus kembali (1 Korintus 15:58).

Di saat yang sama, kedatangan Kristus kedua kali tidak hanya penting bagi pendeta secara pribadi, tetapi juga memberikan dasar penghiburan yang penting bagi jemaat yang mengalami penderitaan dan ketidakadilan di dunia. Di sini seorang hamba Tuhan diundang untuk menguatkan jemaat melalui pengajaran bahwa di saat kedatangan Kristus, segala kesedihan, penderitaan, dan ketidakadilan akan disingkirkan, dan Allah akan memperbarui segala sesuatu (Wahyu 21:4-5). Dengan membawa pesan ini, seorang pendeta dapat memberikan penghiburan sejati kepada jemaat yang tengah berjuang, memberi mereka ketenangan bahwa segala sesuatu akan dipulihkan di dalam Kristus. Ini memberi pendeta kesempatan untuk meneguhkan iman jemaat, agar mereka tetap setia kepada Tuhan dan bertahan dalam harapan yang kukuh, sekalipun hidup penuh tantangan dan kesulitan.

Akhirulkalam. Kedatangan Kristus kedua kali memiliki signifikansi yang besar bagi pelayanan pendeta masa kini. Doktrin ini memberi pengharapan, mengarahkan pengajaran pada kekekalan, memperkuat komitmen hidup kudus, meningkatkan semangat misi, menguatkan keteguhan dalam pelayanan, dan memberikan penghiburan bagi jemaat. Sebagai gembala, pendeta dipanggil untuk hidup dengan perspektif kekal, menginspirasi umat untuk menjalani hidup yang siap menyambut kedatangan Kristus dengan penuh iman dan ketaatan. Dengan menanamkan pengharapan ini dalam hati dan kehidupan jemaat, seorang hamba Tuhan membantu membangun gereja yang hidup dan setia, yang siap menyambut Sang Raja yang akan datang kembali dalam kemuliaan-Nya.

 

Anda diberkati dengan materi ini?
Pastikan Anda tidak ketinggalan artikel terbaru kami lainnya!
Klik untuk DAFTAR