Natal selalu identik dengan terang. Kita menyiapkan pohon terang, menghiasi rumah atau gereja dengan lampu-lampu kerlap kerlip, hingga melakukan prosesi penyalaan lilin pada ibadah Natal. Dan, sesungguhnya, Natal memang peristiwa hadirnya Sang Terang dalam wujud manusia, dalam dunia yang gelap dan hampa karena dosa. Terang yang memberikan pengharapan dalam keputusasaan manusia yang terikat dan tertawan dalam dosa.
Yesus berkata: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” (Yohanes 8:12) Hal ini dikatakan oleh Yesus di dalam suatu perayaan besar, yaitu Hari Raya Pondok Daun. Apakah yang Yesus maksudkan dengan pernyataan ini? Apa kaitannya dengan kehidupan orang Yahudi pada masa itu?
1. Yesus adalah Allah yang Beserta Kita
Berbicara tentang Hari Raya Pondok Daun berarti berbicara tentang kehadiran dan penyertaan Tuhan di tengah bangsa Israel yang berjalan menuju Tanah Perjanjian. Bagaimana mereka dipimpin dengan tiang api dan tiang awan (teofani) selama 40 tahun. Melalui kedua tiang tersebut, Allah memperlihatkan kehadiran-Nya di tengah-tengah umat Israel dan terlibat dalam kehidupan mereka.Yesus, Sang Terang dunia, adalah teofani terbesar dan terakhir.
2. Yesus Membimbing Kita dengan Kehadiran-Nya
Melalui tiang api dan tiang awan, Allah membimbing dan memimpin umat-Nya mulai dari hari mereka meninggalkan Mesir. Tiang-tiang itu yang menunjukkan jalan yang harus mereka tempuh.
Dan, saat ini, dengan penuh belas kasihan, Allah mengutus Yesus untuk membimbing umat-Nya secara pribadi. Sebagai Terang dunia, Yesus membimbing kita dengan kehadiran-Nya.
3. Yesus Melindungi kita dengan Kuasa-Nya
Tiang awan dan tiang api juga berdiri sebagai pemisah yang membentengi orang-orang Israel yang melarikan diri dari tentara Mesir yang mengejar mereka (Keluaran 14:19-20). Tiang awan melindungi mereka dari panas yang menyengat, sedangkan tiang api memberi mereka terang pada waktu malam, sehingga mereka terlindung dari musuh-musuh dan binatang buas serta menjaga mereka agar tetap hangat.
Demikian juga saat Yesus berkata bahwa Dia adalah terang dunia, Dia sedang memperlihatkan kuasa-Nya yang sanggup melindungi kita dari Iblis dan perbudakan dosa, serta dari penghakiman dan penghukuman Allah.
Kembali kepada diri kita, apakah kita telah menerima dan mengikuti Sang Terang tersebut? Apa implikasinya pada kita?
1. Identitas Kita sebagai Anak-Anak Terang
Saat kita percaya bahwa Yesus adalah terang, kita mengenakan identitas baru. Kita adalah anak-anak terang sebagaimana yang diingatkan oleh Paulus di Efesus 5:8, “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang.”
2. Peranan Kita untuk Hidup dalam Terang
Sebagai anak-anak terang, kita harus hidup dengan saksama, dengan kerinduan untuk melakukan apa yang menyenangkan Tuhan (Efesus 5:11-15). Kita perlu hidup dalam kekudusan.
3. Bersinar sebagai Terang
Saat kita mengetahui identitas kita sebagai anak-anak terang dan melaksanakan peranan kita untuk hidup dalam terang dengan menjalani hidup yang menyenangkan Allah, tentu kita akan bersinar sebagai terang yang mengarahkan orang lain kepada Kristus, Sang Terang dunia. Dengan demikian Bapa di surga dimuliakan.
Mari, di momen menjelang Natal ini, kembali kita mengoreksi hati sembari bertanya, apakah kita masih berjalan dalam terang? Apakah kita terus memancarkan terang bagi sesama kita?
Disarikan dari buku:
Ketika Yesus Berkata “Akulah”
Jika Anda tertarik untuk mendapatkan buku ini, silakan pesan dengan klik button di bawah ini.
Pastikan Anda tidak ketinggalan artikel terbaru kami lainnya!
Klik untuk DAFTAR